Pages

Minggu, 26 Februari 2012

Aktivis Prestatif..!!

Sudah beberapa lama ditinggal ayah dan uda, oleh karena itu malam ini kami   ( saya lebih tepatnya ) membuat janji untuk bertemu beliau via pos ( meminjam istilah seorang teman ), iya via pos elektronik, chating. Padahal nih tugas lagi numpuk, tetapi Alhamdulillah keputusan saya tepat. Karena dari percakapan kami kemudian terlahir kalimat “ Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born “. Yang kemudian ditutup dengan kalimat Always Give the Best Dedication for Islam and Our Izzah. Penyemangat baru untuk menghimpun mimpi-mimpi yang tercecer ^^

Percakapan kami dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan ringan tentang kabar masing-masing, hingga muncul istilah flu rindu -.-“
* hadew

Percakapan kali ini saya juga bercerita tentang PKM-PKM saya yang lolos didanai kemudian merembet kepada pertanyaan yang mulai dulu ingin saya tanyakan ke beliau-beliau. Yaitu kenapa ayah dan uda selalu kurang memberikan apresiasi kepada saya ketika saya menjadi juara atau rangking 1. Mengapa beliau-beliau selalu mendidik saya hanya dengan shalat, puasa, dan mengaji bahkan saya sampai sebesar ini masih saja didongengkan tentang nabi dan sahabat-sahabatnya. Jarang sekali bercerita tentang hal lain, misalnya politik mungkin, atau bisnis, atau apalah yang ter up date saat ini. Kecuali ditanya baru beliau-beliau mau menjelaskan panjang lebar tentang apa yang saya tanyakan, tetapi tak jarang juga saya hanya mendapat jawaban “ senyum “. Ini paling g enak, menggantung karena akhirnya saya harus terpaksa mencari tahu sendiri.

Back to topic ^^ ( hehe.. malah curhat :p )
Akhirnya kami sepakat tema diskusi kita malem ini adalah Aktivis Prestatif,

Beberapa fakta menunjukkan, masih banyak aktivis yang melalaikan aspek prestasi. Walo udah ga era-nya lagi seorang aktivis ‘mengkambingmerah-kan’ kegiatan diluar aspek akademik. Fokus pembahasan ‘prestastif’ ini tentunya hanya dapat dilihat dari kacamata kita sebagai manusia, karena prestasi yang sebenarnya prestasi adalah ketaqwaan, ( ini salah satu alasan ayah mentarbiyah saya seperti ini selama ini ) dan hanya Allah tau peringkat berapakah kita diantara semua makhluk-Nya.

Dari segi pemilihan kata, A.K.T.I.V.I.S.,
Sebelum melanjutkan kalimat yang saya tulis tiba-tiba ayah menuliskan sesuatu
“ Ayah mah maklum kalo seorang aktivis ga prestatif “

Why? Karena yg ada di mindset ayah adalah, aktivis itu hanya orang-orang yang suka aktif. Aktif sana, aktif sini, kalo suka dijalani, kalo ga suka ya ditinggalin. Oleh karena itu saya mengusulkan menggunakan kata Mujahid/ah ato Jundi/Jundullah ( terinspirasi dari nama LDJ saya ^^ ). Kenapa? Karena kata itu mengandung makna yang luar biasa dalem. Lebih menggugah jiwa untuk fight, struggle-nya lebih kerasa. Melahir dan menumbuhkan rasa mas’uliyah. Seorang mujahid/ah, tak hanya berbuat sesuka hatinya, tapi semua kegiatannya, dalam skala ‘ecek-ecek’ hingga yang ‘extra-ordinary’ ( jadi teringat tema PSI I yang batal digunakan hemmm… tetapi untuk bahasan yang satu ini saya berniat membahasnya di waktu yang lain, niat yang mendalam dan kuat ), berafiliasi kepada Islam. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa belajar tho’at pada qiyadah selama itu dalam kebaikan, dan orang-orang yang luar biasa keras usahanya untuk lapang dada, berjiwa besar, visioner dan mengenyampingkan ambisi pribadi (baca: ga egois). Sehingga mereka mampu belajar banyak dari setiap amanah yang dianugerahkan padanya, mereka tak pernah berhenti untuk terus mencoba bertanggungjawab, dan tentu saja, mereka adalah orang-orang yang sangat memperhatikan kualitas dari setiap proses yang dijalaninya. (itu menurut pandangan saya, setuju ato tidak, silahkan dipilih saja ya! )

Dan tentu saja, kuliah suatu amanah bukan? Kuliah itu dakwah, bukan? Dakwah itu, tidak hanya kuliah bukan? Fokus kuliah, ga mesti berenti berdakwah, bukan? hehe..

Jadi, Uda menyatakan bahwa kampus dan semua perangkatnya adalah laboratorium kehidupan. Disinilah kita belajar mempraktekan hidup itu sendiri. Tentang diri kita, tentang orang disekitar kita, tentang tanggungjawab, tentang visi misi, tentang ideologi, tentang masa lalu dan masa depan. Bahkan lebih luas dari hanya sekedar itu..!

Jadi, gimana caranya jadi aktivis prestatif..? Kalo jawaban simple saya       ( lebih tepatnya menyimpulkan ), belajarlah menjadi Mujahid/ah..! Tidak hanya aktivis.

Sekalipun sibuk di organisasi, punya banyak jabatan, punya banyak pekerjaan, jadilah mujahid/ah dalam setiap aktivitas itu. Apapun peran kita dalam kehidupan ini, belajarlah untuk bersungguh-sungguh menjalaninya. Mulai dari niat yang sungguh-sungguh untuk Allah saja, sampe pada aksi-nya nanti.

Nah, berbicara mengenai aksi, maka saya sangat terinspirasi dengan benar dua ayat Al-Qur’an :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

“Hai orang-orang mu’min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.S. Muhammad:7)
* JMMi BANGET ??? ^^ iya tak apa, benar, karena memang begitu adanya, disini saya banyak belajar dan bertemu orang-orang hebat hehe..

اوَلَيَنصُرَنَّاللَّهُ مَنيَنصُرُهُ إِنَّاللَّهَلَقَوِيٌّعَزِيزٌ…

Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. 22:40)

Baiklah mari kita break down satu persatu “ penyakit yang sering menjangkiti para aktivis “ dan bagaimana solusinya, cek do it

1.  Adalah suatu hal yang sangat sulit bagi seorang organisatoris, untuk hadir full perkuliahan. Misalnya saja, dari 16x tatap muka, dan dispensasi jatah libur yang hanya 2x, bisa dipastikan pada umumnya tidak akan ada yang bakal menyia-nyiakan jatah yang 2x itu, betul tidak?? ( kalau saya pribadi jarang menggunakan jatah tersebut karena untuk masalah pelajaran saya tipe auditory hee ^^ )

Tapi inget dan yakinlah, Allah itu Maha Kuasa, ga pernah tidur. Mulailah segala sesuatunya dengan niat yang lurus. Yang nyuruh berdakwah siapa? Allah kan?! Maka Allah ga bakal pernah nyia-nyia-in kita. Jikalau sering bentrok antara jadwal aktivitas dakwah lembaga dengan aktivitas dakwah kuliah, maka buatlah strategi, pahami konsep PRIORITAS. List aktivitas dalam beberapa kategori, misalnya: sangat penting, penting, kurang penting dan tidak penting. Itu adalah bagian dari ikhtiar kita, serahkan saja hasilnya pada Allah!
Para dosen biasanya menyaratkan, jika absen lebih dari 2x, maka ga bisa ikut UTS atopun UAS. Itu peraturan dosen! Hehe… Tetep aja peraturan Allah mutlak berlakunya. Masya Allahnya, saya pernah, sekali, satu maka kuliah bolos 6x (dun try this at home!), dan alhamdulillahnya di papan nama UAS masih ada nama saya nampang dalam list peserta ujian :p. Tidak memasuki perkuliahan, tentunya dengan pertimbangan yang udah ditimbang-timbang. Dan disanalah letak ikhtiar saya ketika itu, musyawarahkan dengan Allah dulu, benar kah atau tidaknya saya, hanya Allah yang tau. Yang jelas, tawakkal sajalah sesudah itu..

Bahkan lebih parahnya saya pernah tertidur di kos saat UTS kalkulus karena habis begadang mengerjakan suatu hal semalam suntuk, tetapi allah selalu tidak kehilangan cara untuk menunjukkan kuasanya, ternyata yang dapet A hanya saya, Alhamdulillah ya Allah ( tapi pas ta certain ke ayah, ayah malah ketawa, uda yang ngomel-ngomel karena ketahuan suka begadang, ampun daa :p )

2.  Misalnya lagi pas nyusun skripsi ( * curhat ), bagi yang punya binaan, teruslah dibina, terus dipegang. Kalo bisa nambah 1 kelompok lagi, biar makin banyak yang diberi, makin banyak yang diterima. Sudahlah, jangan ‘campakkan’ binaan kita dengan dalih sibuk, repot, dsb, itu alasan ga masuk akal yang membenarkan ketidakmampuan kita memanage waktu! BINAAN itu juga AMANAH.

Kapan belajarnya kalo gitu? Kapan aja juga boleh… ^_^ Dimana aja juga bisa, asal ga ditempat maksiat.
Ketika nungguin rapat, nungguin temen pas janjian, ketika sambil jalan, ketika sarapan, ketika makan siang, ketika di angkot ( yang ini untuk orang tertentu saja yang tidak pusing pas naik angkot ), kapan aja ada waktu yang bisa dipake. Intinya, biasakanlah belajar dimanapun, ajak hati kita berdamai dengan sikon dan ciptakan suasana seperti yang kita inginkan. Ini butuh perjuangan, pastinya! Temukan gaya dan cara belajar kita sendiri, jadi kita gampang menyetting sikon sesuai dengan apa yang kita merasa nyaman dengannya, tapi jauh lebih penting dari itu, kita jadi gampang nyetting hati kita sendiri dalam sikon apapun!

3.  Juga hal yang penting menurut saya adalah, MIND MAPPING. Mesti pinter mengkotak-kotakkan masalah di peta otak. Kapan saatnya disimpen (ga dipikirin), kapan saatnya dibuka (dipikirin). Berhentilah untuk membawa masalah pribadi ketika kuliah, berhentilah membawa masalah kuliah ketika diluar aktivitas kuliah. Pelajari dan biasakanlah, pasti bisa..!

4.  Kemudian, milikilah scheduled time. Kapan perlu sampe yang paling mendetail, dari bangun tidur sampe tidur lagi.

5.  Dan TERBUKA lah pada siapa saja. Dalam artian, terbukalah untuk diajak diskusi, bersedia untuk dijadikan tempat bertanya, bersedia membantu kalo ada yang membutuhkan, sesempit apapun jadwal kita, ato sesepele apapun pertanyaannya. Karena ilmu itu sifatnya dinamis, dan sesungguhnya itulah cara Allah untuk mengganti kuliah kita. Dan tentu saja, terbukalah dalam menerima ilmu dari siapa aja, yang penting ‘isinya’. hehe… Wajib bagi-bagi ilmu. Tapi kalo ujian, HAROM buat contek-contekan , juga termasuk pengertian terbuka dalam membina hubungan baik dengan siapapun juga.

6.  Jadilah TRENDSETTER di tengah temen2, sehingga kehadiran kita ditunggu-tunggu dan ketiadaan kita terasa sangat berpengaruh bagi mereka, termasuk juga para dosen.

7.  Milikilah VISI dan MISI kehidupan! Karena itulah yang memberi rasa, membantu kita memilih satu diantara sekian plihan yang tersedia. Itulah yang mengingatkan dan memberi ‘nyawa’ dalam setiap aktivitas kita. Alangkah sangat lebih bagus lagi, visi hidup kita benar-benar ada kaitannya dengan Allah SWT. Nah, akhirnya lahirlah motto hidup, yang ngasih kita inspirasi dan menjaga ke-orisinilitas-an visi misi kita. Misalnya, give the best dedication for Islam and Our Izzah ^_^ .

8.  Satu hal yang paling penting adalah, RUHIYAH. Jaga slalu..! Utamakan..! Prioritaskan dan berjuanglah untuk slalu bisa memanja merayu pada-Nya. Inilah sebaik-baiknya prestasi ^_^ Semuanya mudah bagi Allah. Jadi, kembalikan semua pada-Nya.

Allah pasti kan bersamamu, bila kau selalu bersama-Nya
Allah pasti kan menolongmu, bila kau menolong agama-Nya
Taqwalah pd Allah agar Allah memudahkan semua urusan dan perjuangan kita,
sungguh Allah selalu bersama orang yg berjihad dijalan-Nya.
(Izziz, Allah Bersamamu)
* Btw baru pas kuliah ini saya suka lagu beginian, biasanya saya suka lagu yang tanpa lirik ^^ ( clasical music )

Itu aja mungkin untuk kali ini yang bisa di share, smoga manfaat ^_^
NB: Tulisan itu, berdasarkan pengalaman pribadi saja ketika kuliah. Dan pastinya hingga detik ini, saya terus berusaha untuk meningkatkan kualitas ikhtiar, do’a dan tawakkal. Maaf ya kalo ada yang ga sesuai dengan pembaca

Do’ain saya ya kalo ada kebaikan yang didapat dalam note ini
Dikutip dari pernyataan ayah dan uda serta dari buku yang diberi saudara perempuan saya Wihdatul Ummah ( Matematika 09 ), yakni bukunya Akh Satria Nova yang judulnya “ Campus Undercover, Kuliah Apa Kuli.. Yah? “ ( Mahasiswa Tekpal ITS 08 ).

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Proud to be Muslimah. Template created by Volverene from Templates Block
lasik surgery new york and cpa website solutions
WP theme by WP Themes Expert