Pages

Rabu, 04 Januari 2012

Karena Kasur itu Empuk, Mobil itu Nyaman dan Coklat itu Manis





Bismillahirrahmannirrahim

Karena Kasur itu Empuk, Mobil itu Nyaman dan Coklat itu Manis
Maka ku tulis ini..

Saat ini, aku dalam perjalanan dari hotel ( kasur yang empuk ) menuju convension hall, yang pastinya disana banyak makanan lezat ( coklat yang manis ). Kebiasaan ku yang ( kata orang ) aneh, aku suka sibuk sendiri disaat orang lain sibuk dalam keramaian dan sering bikin ramai saat semua orang sibuk dengan pikiran mereka sendiri-sendiri. Sedikit referensi pembenaran dari “kata orang” itu, aku pernah mencuci mobil di jam 12 malam sampai Pak min dan Mak ni terbangun dan akhirnya nenek juga terbangun kemudian berakhir dengan semprot-semprotan air sampai subuh, akibatnya pagi harinya Mak Ni dan Pak Min flu berat, kecuali aku ( hehehe maklum beda usia :p ). Aku pernah masuk paksa ke kamar ayah dan uda karena lampu mati, yang akhirnya kita tidur dengan lampu menyala hehe. Aku pernah mencemplungkan 8 kepala kambing saat idul adha ke dalam kolam renang hehe :p . Aku juga pernah menjahit telinga kucing yang berdarah dengan benang jahit. Mengingat semuanya membuatku tertawa sendiri. Sama seperti saat ini, lagi di dalam mobil ( yang sangat nyaman ), duduk sendiri menghadap keluar jendela, melihat lampu warna warni ^^ sambil mengenang masa-masa yang berlalu disaat semua sibuk tertawa. Karena cahaya di dalam kegelapan selalu terlihat sangat mengesankan buat ku. Tak kecuali cahaya petir saat langit gelap hanaya saja aku tak suka suaranya.

Pikiran ku sedang sibuk sejak keluar dari hotel tadi, dan hal terhebat yang bisa ku lakukan saat pikiran dan raga tak sama yaitu tersenyum kepada semua orang yang ku temui. Kamuflase. Pertanda bahwa aku ingin sendiri, dan seolah-olah tertulis di muka ku don’t disturb me!! Seperti saat ini, duduk di sebuah lingkaran yang sangat ramai kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan ringan dengan senyum plus berkata iya / tidak. Aku tiba-tiba tak selera makan, coklat-coklat itu terlihat tak lagi eksotis. Akhirnya, kuputuskan untuk ke sudut ruangan, dimana ku perkirakan tidak akan ada orang yang mengganggu kesibukan ku.

Aku sibuk. Aku sibuk mengingat anak kecil di lampu merah yang tak ku temui disepanjang perjalanan tadi. Ya sejak aku menginjakkan kaki di negara ini aku tak menemuinya, berbeda dengan di negara ku. Aku sibuk mengingat kalimat salah seorang teman wanita seperjuangan ku di kampus perjuangan. Begini kalimatnya “ aku harus menjadi tulang punggung keluargaku sejak sepeninggal almarhum ayah ku setahun yang lalu “. Aku sibuk mengingat teman ku yang sibuk mencari pinjaman uang SPP karena takut di DO. Aku sibuk mengingat. Aku sibuk berpikir. Aku sibuk merasakan. Merasakan apa yang tidak pernah aku rasakan. Sangat sulit sekali rasanya.

Kali ini aku diam.

Menatap nanar pada bintang yang tak tampak.

Yang kurasakan saat ini, Mobil yang Nyaman, Kasur yang Empuk dan Coklat yang Manis sungguh melenakan dan menina bobok-kan aku. Sungguh. Ini sungguh menyenangkan. Tapi akau tak tahu apa definisi sebenarnya tentang senang. Tak bena-benar paham. Apakah senang sama dengan bahagia. Entahlah..
Aku tak ingin berdebat dengan pikiran ku. Aku ingin mengikuti alirnya saja. Cukup.
Tiba-tiba aku ingat email dari ayah yang ku kirim ke seorang teman. Email yang hadir karena sms ku malam itu.
“ yayi makan tempe penyet, seminggu ini ^^ “
Kemudian beliau menjawab
Allah tidak menyiapkanmu untuk menjadi pemimpin semua umat dengan memanjakan dan melemahkanmu dalam kenikmatan dan kemudahan.

Karena, itu hanya akan menumpulkan kepekaanmu terhadap derita sesamamu, dan membuatmu lebih mudah menistakan nikmat Allah daripada menghargainya sebagai sarana untuk membahagiakan sesama.

Allah ingin engkau merasakan dengan persis keadaan dan perasaan sesamamu yang sedang “kekurangan” itu, agar engkau kelak menjadi pemimpin yang penyayang dan yang tidak lalai sedikit pun dari tanggung-jawab untuk mengentaskan dan menyejahterakan saudaramu dalam bingkai akidah yang sama”

Dalem..
Ndak berani bertanya lagi, hehehe
* memilih kabur :p

Dan mala mini kujawab
Iya aku memang tidak pernah ikut merasakan kenistaan dalam kelaparan. Aku memang tidak pernah bisa merasakan ketidak nyamanan karena ketidak penerimaan orang-orang sekitarmu. Iya aku tidak bisa merasakan sakitnya kebingungan melihat orang yang kau sayang putus sekolah. Iya, aku tidak bisa merasakan apa yang kamu rasakan. Rasa mu terlalu tinggi untuk akua masuk kedalamnya. Iya itu benar. Harus aku akui.
Tetapi aku juga benar
Kamu bisa merasakan apa yang aku rasakan.
Aku mau membaginya
Aku mau kamu merasakan kasur yang empuk, mobil yang nyaman dan coklat yang manis tentunya ^^

Karena itu yang kupunya..
( sekarang tas ku berat dengan coklat hehehehe )
See u

4 komentar:

justmymind mengatakan...

sekarang masih coklatnya

Pramita Ayu mengatakan...

apaan anti ta undang malah ndak dateng hemmm -_-"

Anonim mengatakan...

hooo.. *menyimak -.-a
ayoo ukh..main2 k bpu, biar lebih deket dg rakyat kecil ;P

Preman Sholih mengatakan...

pada dasarnya kebahagiaan ada 3
-fisik happinees: kebahagian yg di dpt dg harta yg banyak, fisik yg baik dkk. namun itu bukanlah parameter kebahagian yg mutlak cz jk ada sesuatu yg lebih dr itu maka yg ada kelihatan kalah..
-emosional happinees: kebahagian yg di dpt dg prestasi2. namun yg ini juga blm sempurna..
-spiritual happinees: sulit klo depinisi cerita ajah. cek gi dot
kamis malam sekitar 22.00 wib(tanggalx lupa). seorang tukang ojek menghampiri q saat q turun dri gerbong kereta ekonomi yg sesak penupang sambil menawarkan jasanya "mas3x ojek mas..." dengan suara agak parau. q jawab langsung "oh, iya pak" sambil ternseyum beliau berkata "mana saya bawakan barangnya kelihatannya berat bgt" "oh, iya trmksih pak" sambil memberikan sekardus barang2.. ubtuk mencairkan suasana sambil berjalan ke luar stasiun beliau mencairkan suasana dgn bertanya ,dari mana?, mw kmn?, ngapain? dst2 smpk di motornya. barang diletakkan dimotor, diputar motor ke arah yg pas dan berkata "silakan mas" aq naik dan brrreemmmm.... jalan.
di jln beliau terus bertanya2 tentang q,, ya lumayan lah sebagai penunda kantuk diajak ngobrol.. tp aq heran, mbatin 'kok beda sekali org ni ma tukang ojek lainnya ya?.. biasanya pada galak2 apalagi dah malam. org ini beda, kenapa kok beliau rasanya bahagia n senang bgt dgn kerjaannya yg hrus hunting2 penumpang kereta, nahan kantuk, udah dingin lg..
dah sampai depan rumah.
STOP pak..! aq turun dan barang2 diangkatin smpai dpn rumah. aq tanya "berapa pak?" "biasa aja mas.." jawabnya. sambil bayar duit sebesar RpX.XXXX,- "makasih pak" "sama2".. krn heran dgnnya aq tanya "bentar pak, kenapa rasanya bapak senang bgt ya? apa habis dapat rejeki nomplok?" jawab "ndak, mas". "lantas ada pa kok bahagia bgt?".. "iya, saya sedang bahagia. tapi bahagia ini bukan karena rupiah2 yg saya dapat. saya bukan guru yg merupakan pahlawan tanpa tanda jasa, saya bukan kiyai yg dapat mengajarkan ilmu agama, yang mereka semua pasti punya banyak pahala2 yg dapat di banggakan.. tapi saya gk mungkin jadi seperti mereka jadi sebisa saya aja dilakukan sebaik mungkin.. krn saya senang mungkin dengan adanya ojek saya, dapat mempertemukan seorang anak yg telah lama gk pulang dengan org tuanya, mempertemukan suami dengan istrinya, nenek dgn cucunya, sanak dengan kerabatnya. dan itulah yg menjadi tasbih2 sya yg bisa saya dapatkan dari pekerjaan ini."...
ternyata kebahagiaan yang didapatkan tukang ojek bukan karena harta ato kedudukan.....

Posting Komentar

 

Copyright © Proud to be Muslimah. Template created by Volverene from Templates Block
lasik surgery new york and cpa website solutions
WP theme by WP Themes Expert